Minggu, 15 Maret 2015

MAJAS



Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Sedangkan menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan, majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Unsur kebahasaan antara lain pilihan kata, frasa, klausa, dan kalimat.

Majas dapat dikelompokan menjadi lima, yaitu:
a.       Majas sindiran 
b.      Majas penegasan 
c.       Majas pertautan
d.      Majas pertentangan 
e.       Majas perbandingan


a.       Majas Sindiran

1.      Ironi

Ironi adalah majas sindiran berupa kata-kata yang bertentangan dengan yang dimaksud.
Contoh:
·         Santun sekali ucapanmu, apa tidak ada yang lebih kasar?
·         Rajin benar kamu, siang-siang begini masih tidur!

2.      Sinisme

Sinisme adalah majas sindiran yang lebih kasar daripada ironi.
Contoh:
·         Dasar, kalau bicara tanpa perhitungan!
·         Kamu itu memang perut karet, makanan apa pun ludes!

3.      Sarkasme

Sarkasme adalah majas sindiran yang sangat kasar, tak layak diucapkan, tidak sopan, menyakitkan telinga.
Contoh:
·         Kamu itu tak ubahnya musang berbulu domba!
·         Hai, pergi kamu, bangsat!


b.      Majas Penegasan

1.      Pleonasme

Pleonasme adalah majas yang menambahkan keterangan atau kata yang sudah jelas sehingga terkesan berlebihan.
Contoh:
·         mereka naik ke atas bukit sambil bernyanyi riang.
·         Air matanya membanjiri pipi.

2.      Repetisi

Repetisi adalah majas yang mengulang-ulang kata dalam kalimat untuk menegaskan maksud.
Contoh:
·         Sekali merdeka, tetap merdeka!
·         Benar, sungguh benar dia pencurinya!

3.     Pararelisme

Pararelisme merupakan majas yang menggunakan kata-kata secara berulang-ulang. Jika yang diulang kata di awal kalimat dinamakan anafora sedangkan jika di akhir kalimat dinamakan epifora.
Contoh:
·         Anafora
Kucari kau dalam toko
Kucari kau karena aku cemas
Kucari kau karena aku saying
Kucari engkau karena kaya mesti diganyang
·         Epifora
Baru ku mengerti indahmu, karena ku cinta dirimu
Ku marah dengan kelakuan nakalmu, karena ku cinta dirimu
Kini ku cemaskan dirimu, karena ku cinta dirimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar